
Bencilah sikapnya, bukan orangnya. Cintailah sikapnya bukan orangnya
Saya benar-benar memegang teguh kalimat diatas. Atas sikap orang lain yang saya tidak sukai, tidak mendadak dan menjadikanku membencinya. Ternyata meski ilmu yang saya punya sedikit, ilmu akan tetap menjaga perilaku dan tingkah kita dihadapan orang lain meski hanya sekedar kalimat diatas yang sangat sederhana.
Suatu hari beberapa tahun lalu ada orang ngomongin saudara saya bersama orang-orang disiang benderang, termasuk saya didalamnya yang menjadi pendengar. Dia itu entah memberikan kritik entah saran karena jika dibilang kritik atau saran keduanya tanpa dikaji dengan ilmu.
lalu mengapa perlu dikaji dengan ilmu? karena saudara saya yang dimaksud adalah tokoh agama dikampung saya dan kritiknyapun tentang hal yang berkaitan dengan agama. dalam agama, otak itu digunakan untuk memahami bukan untuk memperbaharui agama itu sendiri ataupun menafsirkan agama sesuai fikiran sendiri.
dia juga membandingkan saudara saya dengan orang lain. Ustad itu harusnya gini dan gitu juga kayak yang itu, katanya. Bikin kesal namun menggelitik. apalagi pas mengagungkan org yang dipujanya, sampai-sampai seperti tak ada bandingannya apalagi jika dibandingkan dengan saudara saya.
yang saya tangkap dia itu buta fanatisme, menyimpan rasa fanatisme sehingga ia fanatik terhadap orang bukan pada akidah dan syariah yang dibawanya. Kalau begini wajar jika ia menganggap apa yang ia puja selalu benar dan selain darinnya selalu salah.
fanatisme akan berpengaruh penilaian subjek terhadap objek yang dinilainya, bahkan akan cenderung nofair atupun memberikan penilaian tanpa berfikir rasional. bahkan fanatisme dapan menilai masakan tanpa mencicipi, lalu berkata "makanan ini paling enak sedunia", padahalkan dia tidak pernah mencicipi makanan tersebut
Semua pendakwah pasti menyebarkan akidah islam dan syariah yang berlaku pada umat Nabi Muhammad SAW. Jika ia menyimpan fanatisme pada akidah dan syariah dia tidak akan berkata begitu, karena antara yang ia puja dan saudara saya sama-sama berjuang dijalan yang sama. Sehingga sayapun menaggapinya dengan kata wajar.
Setelah dia berbicara beribu kata, lalu sayapun menjawabnya, "mengapa tidak ditanyakan dan disampaikan saja secara langsung? lebih enak kita sama-sama ikut mengaji biar sama2 faham. masalah agama tidak bisa diselesaikan dengan ketidakfahaman"
Bebas berkomentar asal santun dan tidak kasar. Komentar yang mengandung konten por*o dan ju*i akan dihapus. Jangan lupa juga centang kotak "notify me" supaya ada notification jika komentarnya sudah dibalas. Terimakasih :)