5 Hal yang HARUS diwaspadai pasca BBM Naik, Ibu-ibu bisa aja turun demo

Pemerintah mengumumkan kenaikan BBM pada Hari Sabtu tanggal 3 september 2022 setelah matahari mulai tergelincir ke barat menyambut senja. Harga Pertalite naik dari yang sebelumnya Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. 

Cukup jauh emang ya naiknya? Seperti aku dan dia yang saat ini masih berjauhan :D

Harga BBM Naik, Waspada Dampaknya di Masyarakat

Kenaikan BBM ini tentunya berdampak terhadap berbagai lapisan masyarakat, seperti naiknya biaya angkutan umum, biaya transportasi, serta harga kebutuhan pokok seperti bahan makanan. Kenaikan BBM ini disebabkan adanya penyesuaian subsidi dari pemerintah dan juga subsidi yang kurang tepat sasaran. Iya sih, mobil mewah tapi antri BBM dibarisan yang murah.

Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai setelah naiknya harga BBM yang dilakukan pemerintah. Apasajakah itu?  

1. Ibu-ibu Demo di POS Ronda

Hal yang perlu diwaspadai setelah pemerintah menetapkan kenaikan BBM yang pertama adalah Ibu-ibu turun ke jalanan gang menuju POS Ronda. Turunnya Ibu-ibu ke POS Ronda bukan untuk menggantikan tugas bapak-bapak nge Ronda (wah enak ya kayaknya kalo tugas kita diganti ibu-ibu?) tetapi Ibu-ibu ini berdemo untuk menyampaikan aspirasinya paska kenaikan BBM. 

Salah satu poin tuntutan Masa yang mungkin disampaikan adalah "Uang bulanan yang dituntut untuk naik juga" bahaya nih kalo ibu-ibu sampe berdemo, mana cari uang susah ya.

Mau gimana lagi ya? disaat BBM Naik, harga-harga kebutuhan ikut naik.  Sehingga biaya bulanan pun naik.

2. Fatwa Haram Rokok

Lah apa hubungannya naiknya BBM dengan Fatwa Haram Rokok? Aku juga bingung sih sebenarnya. Namun jika dikaitkan, apabila istri tahu pengeluaran bulanan bapak-bapak untuk menghisap rokok yang begitu besar bukan tak mungkin ibu-ibu menuntut agar bapak-bapak berhenti merokok supaya anggaran merokok bisa dialihkan untuk uang belanja bulanan dan akan menjadi poin aspirasi mereka di POS Ronda. 

Nah kalau sudah begini bukan tak mungkin Ibu-ibu mendukung fatwa Haram Rokok supaya tujuan "pengalihan anggaran biaya pembelanjaan rokok dialihkan untuk anggaran biaya pembelanjaan uang dapur" tercapai. Tapi gak ada salahnya emang mengurangi konsumsi rokok untuk mengurangi beban anggaran.

3. Kerusuhan  di warung Tetangga

Hal yang perlu diwaspadai selanjutnya paska kenaikan BBM adalah kerusuhan di Warung Tetangga. Bukan tak mungkin hal ini terjadi saat Ibu-ibu berbelanja di warung lalu kaget saat banyak harga bahan makanan pokok menjadi naik tak seperti sebelumnya. Mungkin ibu-ibu yang berbelanja berkata gini "Naha jadi nararaek kieu asa reuwas? cik atuh balanjaan mah ceu tong kawas salaki abdi, abong BBM naek, eta salaki abdi sapeupeuting hayang milu naek. Ku abdi teh dikieukeun we ceu, pek naek asal duit bulanan ge naek"

Yang perlu diwaspadai adalah setelah Ibu-ibu terkaget dan protes atas naiknya harga bahan makanan pokok, terjadilah tawar-menawar yang begitu sengit antara Ibu pembeli dan Ibu pemilik warung. Hal ini bisa menyebabkan gesekan kecil yang dapat membesar sampai terjadinya chaos ataupun kerusuhan. Apalagi jika kalau Ibu pembeli gigih dalam menawar barang yang akan dibelinya. Kita tahulah kalau wanita menawar harga gimana.

4. Naiknya angka putus cinta setiap minggunya

Ternyata naiknya BBM bisa juga berpengaruh terhadap naiknya angka putus cinta. Hal ini disebabkan karena si pacar udah tidak bisa dijadikan layanan ojeg antar jemput si wanita, alasannya satu "Neng, BBM naek neng, aa udah gak sanggup jadi pendamping hidup eneng saat eneng membutuhkan aa". Bahkan malam mingguan pun si ayangnya gak pernah lagi ngajak jalan-jalan, setelah ditelusuri sang wanita ternyata si lakinya udah punya selingkuhan. hahahaha

5. Angka Kepercayaan Antar Bapak-bapak Menurun

BBM naik emang bikin hidup tercekik, iya sih apalagi bagi yang suka merokok pasti berfikir dua kali dan memilih uang rokok dipakai untuk kebutuhan lain terutama urusan dapur meski rokok udah jadi bagian hidupnya. Tak jarang bagi mereka yang suka merokok disaat ekonomi sulit begini mereka memilih untuk memperbanyak silaturrahmi. Kedatangan mereka ke POS Ronda, Tempat Nongkrong, Rumah Tetangga bukan tanpa alasan. Tentunya mereka berharap ada bapak-bapak lain yang bawa rokok banyak alias mau minta rokok.

Kalau minta sekali dua kali  pasti gak apa-apa, tapi kalau berkali-kali minta akhirnya bikin emosi warga pos Ronda. Hal ini bisa menyebabkan kepercayaan antar bapak-bapak berkurang sehingga kalau datang seseorang yang diduga bakal minta rokok pasti rokoknya disimpan didalam saku celana dulu alias disumputkeun heula rokokna sambil bilang dalam hati "moal bener euy, jelema ieu mah tara ngamodal mun ek ngarokok menta we jeung menta". Nah belum aja bapak-bapak tersebut berbicara, bapak ini udah berprasanga buruk duluan, siapa tahu kan bukan mau minta rokok, tapi mau minta uangnya buat beli rokok.

Cara mengantisipasi kenaikan BBM dengan berhemat

Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan BBM adalah mengontrol diri untuk tidak hidup konsumtif. Seperti mungkin merokok itu tadi, dengan begitu anggaran rokok bisa dialokasikan untuk kebutuhan primer lainnya.

Atau jika gak mau rokoknya berkurang, bapak-bapak bisa menuntut ibu-ibu agar tidak membeli sesuatu tanpa perencanaan atau pembelanjaan tanpa dibutuhkan. Dengan begitu ketika istri nuntut agar suami berhenti merokok maka suami bisa membalasnya dengan mengomentari belanjaan istri yang diluar rencana dan kebutuhan. Adil kan?

Demikian bahasan mengenai hal yang perlu diwaspadai setelah kenaikan BBM. Ternyata dampaknya rumit banget ya?