Kita pasti udah tak asing lagi dengan aplikasi sosial media seperti twitter, facebook, instagram, whatsapp dlsb. Aplikasi tersebut sudah menjadi kebutuhan dan menjadi bagian kehidupan guna berinteraksi dengan kerabat, teman, rekan kerja bahkan orang asing sekalipun
Namun pernahkah kamu kesal dengan perilaku/sikap orang di sosial media terutama whatsapp? Tak jarang terutama di grup whatsapp ada orang yang menshare berita/informasi yang menuai kontroversi atau kebenarannya diragukan seperti terindikasi hoaks, baik itu berisi berita misinformasi, disinformasi, ataupun malinformasi.
Pastinya kesel banget dong apalagi bisa jadi malah disebar ulang oleh yang membacanya terutama kalangan orang tua. Meski terkadang kontennya sangat lucu atau bahkan diluar nalar. Tapi ya kalau dibaca kalangan orang tua terkadang mereka mempercayainya aja dan susah dikasih tahu.
Hoaks lama beredar kembali...
Dan konten yang diciptakan memanfaatkan momentum trend, apa yang sedang trend diberita maka biasanya ada konten tersebut di Whatsapp Group. Dan terkadang konten yang dibagikan merupakan konten lama yang memang sudah ada klarifikasi/kesimpulan mengenai postingan tersebut
Misal yaitu mengenai telur palsu dari China, yang mana kontennya video narasi bapak2 yang menjelaskan mengenai telur palsu (sudah terbukti hoak dan bapak dalam video sudah meminta maaf) dibumbui dengan narasi beragam yang membuat ketakutan/kewaspadaan. Baca disini : [SALAH] Telur Palsu Pembungkusnya dari Kertas dan terdapat Silicon di Kuning Telurnya
Terjadi Hoaks berantai
Tentunya hal tersebut membuat heboh karena saling disebarkan di WhatsApp secara berantai. Jadi ketika A membaca / menerima konten tersebut di grup WA maka A tersebut mengirim ulang
/ membagikan ulang ke grup lainnya karena terkadang pada pesan terdapat ajakan untuk men-share atau membagikan ulang. Akhirnya pesan ini sampai kepada orang lain, dan orang lain ini ikut menyebarkannya pula.
Bikin kesel emang, tapi itu tak seberapa. Belum konten kebencian terhadap individu maupun golongan terutama seorang tokoh politik / politikus. Pasti deh banyak konten yang disebarkan dengan narasi-narasi gak baik yang kebenarannya diragukan apalagi ditahun politik.
Saring Sebelum Sharing
Nah untuk itu kita perlu menimbang informasi sebelum dibagikan ulang, alias saring sebelum sharing. Jangan sampai karena kebodohan diri sendiri malah ikut membodohi orang lain. Menimbang informasi ini merupakan sebagai bentuk mengolah / fiilter informasi guna membuat kesimpulan sebelum melakukan output atau tindakan. Jadinya setelah membaca kita punya keputusan berupa "apakah perlu dibagikan ulang?" Karena kebijaksanaan seseorang salah satunya dapat dilihat dari bagaimana ia mengolah informasi.
Hal yang Perlu dilakukan Agar Tidak Menjadi Korban Hoaks Setelah Menerima Pesan / Informasi
Menurut saya pribadi informasi yang didapat dari siapapun perlu diolah dipertimbangkan. Apa saja yang perlu dipertimbangkan?Pertama pertimbangan sumbernya
Apakah bisa dipercaya penyampai/pemberi beritanya? Apakah ia bukan tukang bohong lagi dusta? Apakah sipembawa kabar ada kepentingan tertentu?
Kedua, lihat isi berita/pesan yang disampaikan nya.
Terkadang suatu informasi memerlukan keilmuawan. Jika berbicara hukum tentunya harus dari seseorang yang punya keilmuan tentang hukum atau setidaknya mempunyai pengetahuan tentang hukum.
Misalnya si fulanah dituduh berzina sama si fulan. Tapi sifulan gak melihat masuknya farzi.
Lalu apakah memang si fulanah berzina? Sedang zina itu kan masuknya farzi. Sedangkan si fulan gak tahu bahwa syarat dikatakan zina itu masuknya farzi. Kalo hanya sekedar berduaan itu disebut mendekati zina, tapi sama-sama dilarang.
Ketiga, pertimbangan informasi yang didapat apakah layak untuk diceritakan ke orang lain?
Karena terkadang informasi yang didapat tidak laik untuk dibagikan ataupun hanya akan menjadi ghibah.
Jika mau berbagi informasi pertimbangan siapa yang layak mengetahui informasi tersebut yang memang memiliki keilmuan terhadap informasi yang didapat guna mendapatkan solusi dan pendapat yang baik.
Misalnya si fulan bercerita mengenai hal sebelumnya ke saya. Apakah saya perlu mengatakan hal yang sama ke orang lain? Tentunya tidak karena pertama si fulan tidak tahu mengenai zina.
Tapi informasi tersebut bisa disampaikan kepada orang yang memiliki keilmuan dalam hal ini hukum islam, informasi dari sinfulan bisa disampaikan kepada yang berilmu ataupun berpengetahuan guna mendapatkan pendapat dan solusi.
Untuk sesuatu hal lain yang ada kepentingan seperti pria pezina akan menikahi seorang wanita tentu boleh memberikan khabar kepada pihak wanita mengenai perilaku A. Ataupun mengenai calon pemimpin yang diketahui tidak adil, pendusta tentu boleh. Tapi dijaman sekarang apa ada calon pemimpin yang adil dan bukan pendusta? Hmmmm
Mengapa informasi perlu di pertimbangkan dan diolah?
Karena tindakan atau sikap apapun yang kita lakukan berawal dari informasi.
Akhir kata.....
لا تتوقعِ الحوادثَ , ولا تنتظر السوءَ, ولا تصدقِ الشائعاتِ , ولا تستسلمْ للأراجيفِ .
Jangan menerka-nerka peristiwa, jangan menunggu keburukan, jangan percaya terhadap semua kabar yang tidak jelas, dan jangan menelan mentah-mentah cerita-cerita yang tidak benar
لا تتوقعِ الحوادثَ , ولا تنتظر السوءَ, ولا تصدقِ الشائعاتِ , ولا تستسلمْ للأراجيفِ .
Jangan menerka-nerka peristiwa, jangan menunggu keburukan, jangan percaya terhadap semua kabar yang tidak jelas, dan jangan menelan mentah-mentah cerita-cerita yang tidak benar
Bebas berkomentar asal santun dan tidak kasar. Komentar yang mengandung konten por*o dan ju*i akan dihapus. Jangan lupa juga centang kotak "notify me" supaya ada notification jika komentarnya sudah dibalas. Terimakasih :)