hijab alila
Fanatik, terkadang kata ini berkonotasi negatif. Dalam KBBI fanatik/fa·na·tik/ artinya teramat kuat kepercayaan (keyakinan) terhadap ajaran (politik, agama, dan sebagainya).

Jadi kalau melihat KBBI fanatik bisa dikatakan keyakinan yang kuat. Lalu apakah baik atau buruk? tergantung. Misal kalau fanatik agama tentunya positif karena pada dasarnya semua agama mengajarkan kebaikan, perintah dan larangan, dan agama yang saya yakini dan imani tentunya Islam.

Jika seseorang fanatik agama (islam) apakah baik atau buruk? tentunya hal itu baik karena jika sudah fanatik (meyakini dengan kuat) maka orang itu akan berusaha ta`at dan patuh tanpa tapi. Juga dalam islam ada perintah serta larangan, selain itu juga ada perkara wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram sebagai tolok ukur hidupnya. Dan semua itu akan tercermin pada sikap dan perilakunya yang santun serta menyenangkan.

Bagaimana jika fanatik berlebihan? lalu berlebihan seperti apa? kalau disebut berlebihan karena kokoh dan kuat pada pendirian itu bagus. Yang gak baik itu melebih-lebihkan suatu perkara & juga mengurangi suatu perkara.

Misal melebihkan suatu perkara, wanita hanya dirumah saja (sampai tak membolehkan belajar/kepasar) & tak boleh ikhtilath total. Memang, asalnya kehidupan perempuan dan laki-laki itu terpisah ya, Tapi pekerjaan, pendidikan, muamalah merupakan aktifitas dimana interaksi dengan lawan jenis diperbolehkan namun dengan batasan ya, jangan sampai jadi modus untuk menatap

Atau mungkin mengurangi suatu perkara, itu gak baik juga. Seperti wanita keluar rumah tanpa menutupi auratnya semisal rambut. Padahal ketika keluar rumah sudah masuk kehidupan umum yang harusnya wanita menjaga auratnya meski sebatas menyapu halaman ataupun kewarung.

Lalu bagaimana, apakah sikap fanatik itu baik atau buruk?
Jadi fanatik itu baik jika sistem pada objeknya (kemana fanatik itu diekspresikan) baik, semisal agama. namun akan buruk jika sistem pada objeknya buruk. Karena mungkin tak ada aturan yang memerintah, melarang, atau bahkan tak ada hukuman. Ataupun jika aturan itu ada namun mengekang dan tidak adil.

Jika objek fanatisme itu baik namun subjeknya terlihat tak baik bisa jadi memang apa yang menjadi objek fanatisme itu baik, tetapi orang yang fanatiknya (subjek) sebatas meyakini didalam hati saja. Belum pada tingkat keyakinan fikiran, serta belum pada tingkat keyakinan yang diekspresikan dengan lisan, ahlak dan perbuatan yang baik. Padahal keyakinan itu tak cukup hanya didalam hati saja, perlu diikuti dengan lisan dan perbuatan.

Lalu bagaimana dengan fanatik politik, sepakbola, Idol dan lainnya apakah baik?