Ngomong-ngomong soal postingan, 40 artikel statusnya masih draft. Banyak artikel yang perlu diperbaiki juga dipertimbangkan apakah baik atau tidak jika dipostingkan. Atau apakah akan menimbulkan masalah kah?
Kali ini saya tidak akan membuat postingan yang panjang karena hanya memposting sebuah puisi, sehingga wajar dari tadi saya nulis gak jelas biar panjang aja artikelnya. Ngomongin puisi dulu saya suka banget nulis puisi hampir tiap seminggu sekali ada aja puisi yang ditulis, namun catatannya raib alias hilang.
Nah pada puisi kali ini saya menulis sebuah puisi CINTA hehehe. Judulnya, saya bingung ngasih judul sebenarnya. Tapi karena judul dibutuhkan pada akhirnya ditulislah judulnya Hujan Bahagia, semoga yang baca puisi ini selalu diberikan kebahagiaan dalam hari-harinya layaknya hujan
Hujan, bahagia...
Hujan meleleh diatas kening dibawah senja
Mata terpejam rasa bahagia
Terucap syukur dengan terbata-bata
Dengan kata-kata mencoba bersuara
Diatas sungai dipanjatkan doa-doa
Juga ikrar janji setia
Karya : Ridous
Dipublikasikan di Facebook 23, Jan 2018
Baca juga : Janji Allah Itu Pasti
Saya lupa menulis puisi tersebut pas moment apa. Tapi yang pasti waktu menulis saya menelusuri mesin waktu ke masa depan. Saya memposisikan diri saya sebagai pengantin (Hahahaha. JOMBLO) menikah dengan seseorang yang tidak saya deskripsikan waktu membuat tulisan ini.
Dimana saat itu akad sudah terucap, acara selesai, tamu undangan sudah pada pulang, yang ada Kamu (gak memikirkan siapa, yang pasti saya tidak mendeskripsikannya. Hanya jadi pengantin aja) dan Aku berdua di Kamar pada waktu sore hari setelah acara nikahan. Kamu dan aku duduk di ranjang, malu-malu lalu saling tatap.
Baca juga : Membaca pesan tuhan, tentang dia yang namanya kuselipkan dalam doa.
Tak lama kemudian saya mengekpresikan rasa cinta itu dengan mencium kening-mu, dan aku menangis kamupun menangis tersedu sampai tak mampu membuka mata. Meski bahagia ku sadar pertemuan ini disatu sisi memberatkan karena yang dulunya jadi tanggungan orang lain kini jadi tanggunganku, baik buruknya akan kembali padaku.
Meski begitu saya beryukur kepada sang pencipta. Berjanji akan menjaganya dari keburukan dan membawanya pada kebaikan yaitu syurganya. Itu adalah wujud syukur, berusaha bersama-sama kesurganya.
Eh kok jadi dijelaskan isi puisinya? Ah, untung belum selesai semua. Lebih baik sudahi saja :D mengapa juga harus dijelaskan? wah bahaya nih kalo sampe selesai.
Perasaan yg meleleh itu es deh.. Romantis... Eak
BalasHapuskan sambil makan es, apalagi esnya semangkuk berdua. Eaakkk
Hapussukaa dengan puisinya, keep writing kak
BalasHapusTerimakasih.
HapusEaaaa
BalasHapusEaaa
HapusPuisinya menenangkan juga mas brro
BalasHapusKok gk dilanjut bg cerita lanjutnya diranjang huahahahhahh
BalasHapuskan ini ceritanya lagi diatas ranjang. :D
HapusBebas berkomentar asal santun dan tidak kasar. Komentar yang mengandung konten por*o dan ju*i akan dihapus. Jangan lupa juga centang kotak "notify me" supaya ada notification jika komentarnya sudah dibalas. Terimakasih :)