6 Dampak Negatif Perkembangan Teknologi Bagi Dunia Pendidikan
Artikel Teknologi & Informasi. Perkembangan dunia teknologi informasi membawa pengaruh positif bagi masyarakat Indonesia termasuk Kota Tasikmalaya. Berbagai aspek yang terpengaruhi oleh perkembangan teknologi diantaranya dalam segi ekonomi, bisnis, politik, budaya, pendidikan, dan lain sebagainya. 

Perkembangan IPTEK di Indonesia yang dulunya hanya sebagai alat komunikasi biasa sekarang berubah menjadi alat komunikasi untuk berbisnis. Seperti yang kita tahu, sekarang jamannya go-online. Pengen naik ojek tinggal online, pengen naik taksi tinggal online, pengen beli tas tinggal online, pokoknya berbagai macam bisnis dilakukan dengan cara online marketting. Ternyata perkembangan teknologi ini sangat berpengaruh bagi UMKM yang dulunya kesulitan mencari pasar, sekarang pasar yang mencari suatu produk dengan cara online.

Perkembangan teknologi tersebut dipengaruhi oleh supportnya BBM di smartphone berbasis Android. Seiring berjalanya waktu, yang dulunya android sebagai alat untuk menggunakan BBM sekarang berubah. Startup dibidang IT memanfaatkan situasi ini. Situasi dimana setiap orang beralih dari HP biasa ke smartphone yang canggih terutama berbasis android. Para startup rajin membuat berbagai macam aplikasi-aplikasi game, aplikasi sosial, aplikasi bisnis dan aplikasi lainnya.

Dibidang pendidikan, perkembangan dan kemajuan teknologi juga mempermudah setiap individu dalam kelompok ini. Seperti cara belajar dengan gaya presentasi, adanya E-Learning, E-Absensi, mudahnya mencari materi dan bahan ajar dan lain sebagainya.

Namun nyatanya perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan ini tak selamanya membawa dampak positif, ada juga dampak negatif dari teknologi untuk setiap individu dunia pendidikan.

6 Dampak Negatif Perkembangan Teknologi Bagi Dunia Pendidikan

kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menimbulkan gejala sosial berikut

1. Menurunkan kemampuan berfikir siswa/pelajar
Sadar gak sadar perkembangan teknologi ini akan menurunkan kemampuan siswa/pelajar untuk berfikir. Bagaimana tidak? Setiap tugas yang diberikan guru/dosen, pelajar memilih mengerjakanya bersama mbah google. Setiap tugas yang harusnya dikerjakan berdasarkan pemikiran diri sendiri nyatanya dikerjakan oleh hasil copas dari blog/web orang lain. 

Lama-kelamaan para pelajar kita dimanjakan oleh mbah google yang akan membuat kemampuan berfikir siswa kurang terasah.  Jika anda seorang guru, coba bandingkan tugas murid anda dengan materi yang ada di internet. Pastinya mayoritas siswa mengerjakan tugasnya dengan cara copas dari internet. Lucunya terkadang ada saja siswa yang copas namun tidak diedit lagi/dimodifikasi lagi sehingga terlihat bahwa tugas tersebut didapat dari internet. Akhirnya beberapa tahun kedepan pelajar kita kurang kritis menghadapi suatu permasalahan yang terjadi.


2. Tidak tahu pentingnya ilmu
Karena dimanjakan oleh teknologi, akhirnya siswa/pelajar akan malas untuk belajar. lha kenapa ya? Karena dalam fikiran pelajar "Santai aja, kalo ada tugas tinggal gugling". Alasan ini sangat logis, anda pasti berpikiran begitu dan sayapun juga. Saat belajar disekolah, kita tidak memanfaatkan materi yang ada/diberikan guru pada kita. Alasanya ya jikapun ada tugas, mbah gugle bisa menyelesaikanya. Padahal ilmu itu penting, ini malah disia-siakan. Nyatanya materi dalam internet itu belum sepenuhnya benar.



3. Minimnya perjuangan siswa untuk meraih sesuatu alias malas
Jika terlalu kecanduan sama teknologi informasi dalam menyelesaikan suatu masalah, kita akan tidak punya motifasi untuk meraih sesuatu. Mengapa demikian? karena saat guru memberikan tugas, seolah-olah tugas itu telah diselesaikan oleh yang namanya internet. 

Jika tugas tersebut harus diselesaikan dalam satu minggu, tetap saja metode Sistem Kebut Semalam jadi pilihan karena bisa diselesaikan dengan beberapa menit dengan bantuan internet. Hubunganya sama perjuangan apa?  dalam hal ini yang seharusnya siswa mengerjakan tugas dengan hasil perjuanganya untuk berfikir, ini dimanjakan oleh internret.



4. Saat jam belajar, siswa milih maen gadget/smartphone
Ini bukan hal yang asing lagi, namun jaman sekarang bagaimana? Mungkin akan lebih parah lagi. Smartphone dengan spek yang bagus mendukung siswa untuk bermain game, browsing, buka sosmed saat belajar. Akhirnyakan sianak kesekolah hanya main gadget bukannya belajar. Ada juga hal lainnya, teringat saat miy*bi akan datang keindonesia, nama dia semakin popular dikalangan pelajar. 

Hampir disetiap HP siswa ada saja karya-karya miy*bi, itu karena adanya akses internet dalam HP. Perlu diketahui, saat itu HP belum seperti sekarang. Gak enak buat browsing,  Jaringannyapun lelet. Jika dibandingkan dengan jaman sekarang HP jaman sekarang mendukung untuk browsing dan juga mempunyai kecepatan yang bagus. Ini membuat para siswa mudah memasuki konten negatif dalam dunia digital. Untung aja belum ada berita "Siswa nobar dikelas pake proyektor saat guru mengajar"



5. Bukanya kritis, tapi malah eksis
Sebagai pelajar kita harus mengasah otaak kita agar kritis dalam berfikir. Namun nyatanya pelajar memilih eksis didumai, apalagi kaum hawa yang suka eksis dengan ngunggah foto ayunya.



6. Banyak lulusan sarjana gugel 
Saat mengerjakan skripsi pasti ada mahasiswa yang mencarinya digugel bahkan copas. yaelah sarjana gugel



Namun itu semua kembali lagi kepada setiap individu yang dipengaruhi oleh pemikiran dan keimanan.